Sabtu, 31 Desember 2011

Fan Fiction Book


KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohiim...
Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokaatuh,
Alhamdulillah wasyukurillah saya ucapkan kepada Alloh subhanahuwata’ala karena atas berkat Rakhmat dan Karunianya saya dapat menyelesaikan tulisan saya ini.
Terimakasih saya ucapkan kepada teman-teman yang telah memilih buku ini sebagai teman bacaan teman-teman semua. Saya harap teman-teman dapat terhibur dengan cerita yang saya tulis ini.
Dalam buku ini ada 3judul cerita yang isinya merupakan karangan Fiksi dan didalamnya tercantum beberapa Artis Korea sebagai tokohnya.
Lebih lanjut tenteang ceritanya, silahkan telusuri bait per bait cerita ini. Selamat membaca dan menikmati alur ceritanya, semoga terhibur...


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................
DAFTAR ISI............................................................
CINTA YANG TAK SEHARUSNYA.......................
MONALISA...............................................................
AJIK SARANGHAEYO YEONGWONHI, OPPA!!..
PENUTUP..................................................................









CINTA YANG TAK SEHARUSNYA

Berawal dari sebuah percintaan semasa SMA antara Hyun Joong dan Yoona. Mereka adalah sepasang kekasih dikelas semasa SMA dulu, dimana Hyun Joong adalah seorang murid barteran dari Sekolah “Haekang”  diGangwon-do, Chun cheon yang akhirnya memutuskan untuk menetap bersekolah diSekolah “Summer”. Sedangkan Yoona adalah Siswi asli Sekolah “Summer” yang berada  tak jauh dari rumahnya, diGyeonggi-do.

Secara  kebetulan, Hyun Joong dan Yoona dipertemukan sebelumnya disebuah tempat les Bahasa Inggris yang tempatnya tidak jauh dari Sekolah Summer. Terjadi sebuah percakapan kasar saat itu karena Hyun Joong secara tidak sengaja telah membaca isi Diary milik Yoona  diatas mejanya yang isinya sangatlah pibadi  “Kau! Apa yang kau lakukan dengan Diaryku? Kau membacanya, ya?!” Tanya Yoona kepada Hyun Joong dengan wajah kaget dan memerah karena malu Diarynya telah  dibaca seorang laki-laki. Dengan santai dan wajah yang menandakan tak terjadi hal apapun, Hyun Joong menjawab pertanyaan Yoona sambil mengembalikan Diarynya “Oh, ini punyamu? Ini, ambillah”.

Yoona sangat kesal kepada Hyun Joong atas kejadian itu. Dengan wajah kesal bercampur malu, Yoona beranjak pergi dari tempat les yang sebentar lagi baru saja akan dimulai. “Dasar kau, laki-laki tidak punya sopan santun!” ucap Yoona dan kemudian mendaratkan tamparan dipipi kiri Hyun Joong. “Hei.. nuna, kenapa kau menaparku?! Jaejeong shiniya?!” Teriak Hyun Joong kepada Yoona yang sudah berada diluar ruangan les tersebut. Teman-teman lesnya memandangi mereka saat kejadian tersebut.

Keesokan harinya, Yoona bersama teman-temannya dikelas Triple Exact mendengar kabar bahwa akan ada Siswa baru dari Jejju-do yang katanya sangat pintar dan juga challada. Yoonapun semakin penasaran seberapa pintarnya siswa baru itu, dan pastinya akan menjadi saingan Yoona dikelas. “Na raa, benarkah akan ada siswa baru disekolah kita ini?  Apa kau tau dia akan ditempatkan dikelas mana?” Tanya Yoona yang penasaran kepada teman sebeangkunya ketika berada didepan washtafle toilet sekolah. “Ne, Yoona. Nan mollaseo siswa itu akan ditempatkan dikelas mana. Besar kemungkinan, siswa itu akan ditempatkan dikelas kita karena siswa laki-laki dikelas kita ini sangat sedikit dan jumlah siswa dikelas kita yang ganjil” Jawab Na raa sambil tersenyum dan membayangjan ketampanan calon siswa baru itu.

Suasana ramai kelas menjadi hening ketika seorang guru dari kesiswaan datang bersama seorang siswa laki-laki yang asing masuk kekelas itu “Annyeonghasseo haeksangdeul, hari ini kalian mendapatkan teman baru dari sekolah Haekang.Kim, silahkan perkenalkan dirimu didepan kelas” ucap sang guru kepada muridnya. “Ne, gamsahamnida seosangNim (membungkuk 45°)” Jawab Kim Hyun Joong, kemudian dia melanjutkan memperkenalkan dirinya didepan kelas “Annyeonghassimnika (membungkuk 45°) teman-teman” semua siswa serempak membalas sapaan Hyun Joong sambil melambaikan tangan kanan mereaka “Annyeong” Hyun Joong melanjutkan perkenalannya “Cheoneun Kim Hyun Joong-imnida, teman-teman bias memanggilku Hyun Joong”. Yoona baru masuk kekelasnya dan matanya terbelalak melihat laki-laki yang tak memiliki sopan santun itu berada dikelasnya “N n n n niga!!!” ucap Yoona kaget sambil menunjukkan jari jari telujuknya kearah siswa itu dan memandangi Hyun Joong layaknya seorang criminal. “Annyeonghasseo nuna (membungkuk 45°), aku siswa baru dari Sekolah Haekang Cheoneun Kim Hyun Joong-imnida. Manasseo ban gawayo (membungkuk 45°)” Hyun Joong menyapa Yoona dan memperkenalkan dirinya kepada Yoona. “Yoona, kau mengenalnya?” Tanya Na Raa kepada temannya itu. Semua siswa memandangi ereka bertiga didepan kelas. “Aaarrrgggh… Sudahlah Na Raa, ayo kita duduk” Kata Yoona kepada temannya dan kemudian mengajaknya duduk.

“Wah, sepertinya kalian sudah saling kenal ya?” ucap Joo Won Seosangnim denan wajah gembira kepada kedua muridnya. Hyun Joong menyahut “Aaahhh, Anieyo Seosaengnim ini pertama kalinya kami bertemu” “Oh,keuraeyo? Ya sudahlah ayo cepat kau duduk  ya disana. Yoona, kau duduk dengan Kim ya? Aaahh, Na Raa kau pindah kebelakang” Kata Seosaengnim sambil menunjuk kearah tempat duduk Yoona dan Na Raa. Yoona pun  terkejut dan berkata “A a a anieyo, seodaengnim. Ti ti tidak bias aku kan sudah nyaman duduk dengan Na Raa” Seosaengnim tetap menyuruh mereka untuk duduk sebangku “Aaahhh sudahlah, kau ini kenapa tidak biasanya kau menolak perintah Bapak”. Dan akhirnya Yoona mengalah menerima perintah dari Seosaengnimnya.Na Raa berpamitan kepada Yoona untuk pindah tempat duduk “Yoona, aku duduk disini ya. Kalau ada apa-apa kau cerita saja kepadaku” dan Yoona hanya diam saja.

Saat Hyun Joong hendak duduk ditempat duduknya, ia baru ingat kalau teman sebangkunya ini adalah wanita gila dikursusan itu “Kau!!! (menunjuk kea rah Yoona) Kau wanita gila dikursusan itu?” Yoona menjawab dengan mata yang hamper keluar “Wae? Ini tempat dudukku. Kalau kau tidak mau duduk denganku, kau cari saja tempat duduk yang lain” Hyun Joong memandangi seisi ruang kelas sambil mencari tempat duduk yang kosong namun disana tidak ada sama sekali. “Minggir!” Ucap Hyun Joong kasar “Seosaengnim menyuruhku untuk duduk disini. Kau tidak bisa melarangku, karena sekolah ini bukan milikmu” Lanjut Hyun Joong. Yoona menggerutu dan terpaksa mempersilahkan Hyun Joong duduk bersamanya “Heugh dasar, kau memang laki-laki tidak tau sopan santun” Hyun Joong menyahut “Apa kau bilang? Dasar wanita gila!”. Semua siswa kembali memperhatikan tingkah mereka berdua yang agak aneh. “Mwo? Kalian lihat apa?!” Bentak Na Raa dengan nada yang sedikit tinggi kepada teman-temannya.

Hari-hari mereka selalu saja begitu, tidak pernah akur dan selalu dihiasi cek-cok. Persaingan Yoona dan Hyun Joong sangatlah ketat, dari mulai selisih point nilai yang tipis hingga Ranking kelas yang saling menyusul membuat atmosfer persaingan kelas Triple Exact menjadi semakin tegang.
Suatu hari Na Raa menyatakan perasaannya kepada Hyun Joong tanpa sepengetahuan Yoona “Hyun Joong Oppa,kau ada waktu sebentar? Aku ingin bicara” Hyun Joong yang masih kelelahan setelah mengikuti olahraga Taekwondo  itu dengan nafas yang ngos-ngosan menjawab “Ne, kau mau bicara apa? Nanti saja setelah jam pelajaran sudah selesai, aku tunggu dihalaman belakang sekolah dekat kolam renang. Sekarang, aku capek dan harus istirahat” Na Raa sangat senang mendengar jawaban kesediaan Hyun Joong untuk bicara dengannya terlebih Hyun Joong telah menjajikan tempat untuk bicara. Wajahnya yang merona berseri-seri, tentu saja itu membuat Yoona penasaran “hei Na Raa, kau kenapa? Tidak biasanya kau tersenyum sendirian seperti ini?” Na Raa yang tampak sangat gembira menjawab “Anieyo… Yoona, kau tau bagaimana rasanya jatuh cinta?” Yoona heran dengan kata-kata Na Raa kemudian Yoona memegang kening Na Raa “Kau sakit ya? Nan, keningmu tidak panas suhunya juga sama dengan suhuku. Ayo cepat kita masuk kelas, sebentar lagi Seosaengnim akan masuk”

Tibalah waktunya Na Raa dan Hyun Joong untuk berbicara. Na Raa sudah tiba diHalaman belakang tempat yang dijanjikan Hyun Joong tadi, namun Hyun Joong belum juga datang. Hyun Joong mengagetkan Na Raa dari arah belakang dengan kalimat permintaan ma’afnya karean  terlmabat “Mianhaeyo, aku terlambat. Kau sudah lama menungguku?” Dengan terkejut Na Raa kemudian mencari sosok Hyun Joong “Gwenchanayo Oppa, kau habis dari mana saja?” Hyun Joong langsung duduk disamping Na Raa “Tadi, aku habis dari ruangan Seosaengnim untuk mengantarkan buku tugasku karena aku telat mengumoulkannya. Kau mau bicara apa?” Dengan gugup Na Raa menyatakan perasaannya kepada Hyun Joong “Jeobone gomaweosseo Oppa, sudah mau bertemu denganku disini. Joseong seumnida ddo karena aku sudah lancang. Tapi, aku tidak bias terus menyembunyikan perasaanku kepada Oppa” Hyun Joong tampak kebingungan “Mwo? Mollasseoyo” “Aahh, Oppa… Saranghaeyo” Na Raa mengucapkan kalimat itu dengan penuh rasa malu “Mianhaeyo, aku tidak dengar” Hyun Joong sedikit meledek. “Saranghandago Oppa” Tegas Na Raa, ia mengatakannya dengan menutup matanya. Suasana hening sejenak
Na Raa: “Oppa”
Hyun Joong: “ah, iya” Hyun Joong saat itu merasa sangat kebingungan karena secara tidak sadar dia memang menyukai Yoona, tapi kenapa malah Na Raa teman dekat Yoona menyatakan cinta padanya. Sungguh dia bingung dibuatnya. Na Raa salah mengartikan kata-kata Hyun Joong (ah, iya) dia pikir, Hyun Joong juga mempunyai perasaan yang sama dengannnya.

Na Raa: (memeluk Hyun Joong) “Oppa, Jeongmal gomawoyo aku sangat senang mendengarnya. Itu artinya, kita sudah menjadi sepasang kekasih”
Hyun  Joong hanya diam (monolog) “Apa yang harus kulakukan? Aku menyukai Yoona, tapi aku tidak tau apakah Yoona juga menyukaiku atau tidak. Begini saja, aku jadikan gadis ini sebagai umpan.

Hubungan Na Raa dan Hyun Joong biasa-biasa saja sama sekali tidak ada perkembangan. Suatu saat ketika Hyun Joong dan Yoonaa bertemu diperpustakaan umum, mereka ngobrol berdua dan akhirnya Hyun Joong mengungkapkan isi hatinya kepada Yoona dia menarik tangan Yoona dan mengatakannya “Yoona-ssi, saranghaeyo” Yoona mulai gugup, ia menutupinya “Minggir, dan lepaskan tanganku! Kau ini lucu sekali kata-katamu itu sangat lucu” Hyun Joong menegaskan kata-katanya “Yoona, jeongmal saranghaeyo. Aku tau kau menutupikegugupanmu itu, aku tau kau mencoba untuk menghilangkan perasaanmu kepadaku hanya demi sahabatmu Na Raa. Aku tau, aku tau semuanya dan akutau kau juga mencintaiku” Yoona yang tak kuasa menahan perasaanya akhirnya meneteskan air mata “Seodayo Oppa, aku memang mencoba untuk menghilangkan perasaanku padamu. Itu semata-mata karena aku tidak ingin hati Na Raa hancur karena dia tau bahwa sahabatnya ini menyukai pacarnya” Hyun Joong segera menghapus air mata Yoona dan memeluknya “Yoona chagiya, dengarkan aku. Aku sma sekali tidak menyukai Na Raa, dia hanya salah pengertian saja ketika aku bilang iya. Itu bukan berarti aku mau  menjadi pacarnya, tapi aku hanya sedang kebingungan dan tak tau harus menjawab apa”. Secara tidak sengaja Na Raa memergoki mereka, air mata Na Raa mengalir deras. “Na Raa…” teriak Yoona saat ia mengenjar Na Raa yang lari keluar “Na Raa tunggu, aku bias jelaskan seuanya”

Na Raa jatuh sakit, penyakit gastroesophageal reflux disease-nya kambuh. Yioona dan Hyun Joong datang keRumah Sakit untuk menjenguknnya sekaligus untuk menjelaskan permasalahn kemarin. Na Raa masih shocked dan tidak mau menerima kenyataan itu “Hyun Joong chagiya oppa, kau harus tetap disampingku aku tidak bisa hidup tanpamu oppa” melihat keadaan sahabatnya yang semakin melemah, Yoona mencoba membujuk Hyun Joong “Chagiya, aku mohon demi hidup sahatku dan demi perasaanku kau tetaplah bersama Na Raa. Kau harus menikah dengannya” Hyun Joong tentu mersa kebingungan, dia kembali memeluk Yoona “Chagiya, kenapa kita harus mengorbankan cinta kita demi seorang sahabat? Kenapa kitatidak boleh bahagia dan bersama?”. Ibu Shin (Ibunya Na Raa) memergoki mereka berdua dan memohon kepada Hyun Joong agar dia mau menerima cinta anaknya “Hyun Joong, aku mohon tolong bahagiakan anakku diakhir usianya” Yoona dan Hyun Joong kaget “Maksud Eomma?” Setengah menangis Ibu separuh baya itu memberi penjelasan tentang keadaan anaknya itu “ Na Raa… hidupnya tidak lama lagi, usianya tinggal 3tahun lagi. Jadi Eomma mohon kepada kalian tolong bahagiakan Na Raa sebelum dia menghembuskan nafasnya yang terakhir” Percakapan begitu panjang, akhirnya Hyun Joong mau menikahi Na Raa diusianya yang masih sangat muda.

Ini adalah hari bahagia bagi pasangan Hyun Joong dan Na Raa, tapi sayangnya kebahagiaaan Hyun Joong hnayalah kebahagiaan palsu. Tampak hadir dalam pernikahan itu sang sahabat Na Raa, Yoona dengan wajah yang sembab. “Na Raa,sahabatku selamat berbahagia dengan laki-laki yang kau cintai. Semoga kalian nantinya memiliki anak-anak yang cantik sepertimu dan tampan seperti kak Hyun Joong juga baik. Aku sangat bahagia melihat kalian seperti ini hingga aku tak bisa menahan air mataku” Na Raa yang sangat bahagia akhirnya bisa bersama Hyun Joong, dia memeluk erat sahabatnya itu “Yoona, kau memang sahabat terbaikku. Kau lebih berharga dari segalanya. Kelak kalau aku mempunyai anak, aku ingin anak kita harus saling kenal satu sama lain. Seperti halnya kita” Hyun Joong mengusap air matanya “Yobbo, kau benar. Bagaimana kalau anak kita nanti kita jodohkan saja, agar kita lebih dekat?” Segera Yoona melepaskan pelukan Na Raa dan menghapus air matanya “Aahh, iya kau benar Oppa”

Tiga tahun kemudian, mereka sudah saling memiliki anak yang sangat lucu usianya sekitar 19bulan. Yoona terpaksa harus menikah dengan laki-laki pilihan orang  tuanya yang sama sekali tidak ia kenal. Tempat tinggal kedua keluarga yang bersahabat itu sama sekali tidaklah jauh, sehingga mereka sering mengadakan pertemuan. Cinta Hyun Joong dan Yoona belu berakhir. Diagnosis Uisa mengenai usia Na Raa ternyata salah, Na Raa semakin membaik dan sehat bugar. Hyun Joong sangat terpukul karena dia menyesal telah mengorbankan perasaannya juga perasaan Yoona namun dia juga bahagia melihat kondisi Na Raa yang membaik.

Hye Mi seorang anak perempuan dari pasangan Hyun Joong dan Na Raa yang usianya sekarng menginjak 2 tahun bersama Jin Gook anak laki-laki dari pasangan Yoona dan laki-laki pilihan orang tuanya,Yong Hwa yang usianya 3tahun, sangatlah akrab karena dari kecil mereka sudah sering bermain bersama. Suatu ketika Hye Mi dan Jin Gook sedang bermain ditaman, mereka  terjatuh dari sepeda dan terluka. Yong Hwa yang melihat kejadian itu langsung mengobati luka anak-anak “Kalian ini sama-sama bandelnya sampai-sampai jatuh dan terluka bersama” Datang seorang laki-laki dewasa dan berkata “Kalian terluka bersama saat bermain bersama ya? Suatu saat pasti kalian akan menjadi sepasang kekasih” Anak-anak yang masih mungil itu tentu tidak mengerti dengan kata-kata orang itu.

Suatu ketika pasangan terlarang Hyun Joong dan Yoona ssedang memadu kasih dan terpergok oleh Istri dan Suami mereka, akhirnya pecah menjadi sebuah permasalahan yang membuat kedua keluarga ini terpisah jauh. Hye Mi dan Jin Gook idak mau berpisah, namun kedua orang tua mereka sama sekali tidak memperdulikan anak  mereka.
Dan sekarang, anak-anak itu sudah sama-sama dewasa usia mereka menginjak 17 thaun. Hye Mi dan Jin Gook mendapatkan beasiswa disekolah yang sama dengan prestasi yang  mereka miliki masing-masing. Awalnya mereka memang tidak saling mengenal, tapi berkat kepala sekolah akhirnya mereka dekat. Setelah lama saling bersama untuk memperebutkan beasiswa super semar dibidang olahraga, akhirnya mereka harus berlatih bersama dirumah Jin Gook.

Hye Mi: “Jin Gook oppa, hari ini kita harus berlatih hari ini. Aku ikut kerumah Oppa ya pulang sekolah nanti? So’alnya aku tidak punya perlengkapan olahraga tenis”
Jin Gook: “Iya, kau ikut saja kerumah. Nanti ku kenalkan dengan Eommaku yang areumdapta”

Sesampainya dirumah, Ibu Yoona sangat gembira melihat anaknya membawa seorang gadis cantik “Siapa gadis cantik ini? Apakah dia Yeoja chingumu, Jin Gook?” Hye Mi tersenyum dan  memeperkenalkan  diri “Annyeonghasseo (bungkuk 45°), Cheoneun Hye Mi-imnida. Manaseo ban gawayoBungkuk 45°)”. “ahh Eomma, Hye Mi ini teman sekolahku sekaligus rifalku di Tenis” jelas Jin Gook pada Eommanya.”Ahh… araasseo, tapi kalau kalian pacaran juga tidak apa-apa. Iya kan, Hye Mi?” Rayu Ibu  Yoona pada Hye Mi. Hye Mi hanya tersenyum dan sedikit tercengan karena baru kali ini ada seorang Ibu yang berkata seperti itu padanya. ”Hye Mi, kenapa kau dian saja. Ayo cepat kita berlatih” Ajak Jin Gook. Mereka berlatih bersama dibelakang rumah, sementara Ibu Yoona dan Ayah Yong Hwa memperhatikan mereka berdua yang terlihat begitu akrab dan serasi.

“Eomma,Appa aku pamit pulang” ucap Hye Mi berpamitan  kepada orang tua Jin Gook. Ayah Yong Hwa berharap Hye Mi akan kembali mengunjungi rumahnya “Gadis cantik, hati-hati  dijalan ya jangan sungkan untuk berkunjung kemari. Jin Gook, antar pacarmu pulang” Jin Gookpun menjadi malu “Appa, dia ini temanku bukan yeoja chinguku. Ayo Hye Mi aku antar kau pulang”.
(monolog) “Jin Gook, kau ini baik sekali. Kita baru bertemu tapi kau baik sekali kepadaku seperti sudah lama kenal. Ayahmu dan Ibumu juga baik kepadaku, aku beruntung bisa bertemu dengan orang sepertimu *Hye Mi  tersenyum” Jin Gook yang melihat Hye Mi tersenyum sendiri akhirnya bertanya “Heii Hye Mi, kau aneh sekali. Kenapa kau senyum sendiri seperti itu, kau suka padaku ya?” Hye Mi sedikit kesal dengan kata-kata Jin Gook yang narsis dan memukul punggung Jin Gook “Eugh, kau ini. Bicara apa kau? Aku hanya sedang merindukan Eommaku”
Taecyeon, adik kembar Jin Gook yang belum pernah orang lain tau kecuali keluarga Jin Gook akhirnya diterima disekolah yang sama dengan kakak kembarnya, Jin Gook.
Pagi-pagi sekali Taecyeon sudah sampai disekolah, ia sma sekali belum tau dimana ruang kelasnya dam ketika ia sedang sibuk mencari ruang kelasnya ia bertabrakan dengan Hye Mi dikoridor sekolah. Hye Mi sedang repot membawa peralatan tenisnya. “Mi mianhaeyo,nuna… jeongmal mianhaeyo, apa kau baik-baik saja?” Hye Mi terkejut “Oppa, tidak biasanya kau sampai disekolah sepagi ini” Taecyeon sudah menduga pasti nuna ini mengira dia adalah Jin Gook. “Nuna. Cheoneun Taecyeon-imnida aku adalah adik kembar Jin Gook Hyung” Hye Mi kebingungan (monolog) “Kemarin aku tidak melihatnya dirumah” Taecyeon melambai-lambaikan telapank tangannya kearah depan mata Hye Mi yang terlihat tatapan kosong “Nuna…Nuna…” *bungkuk 45° “aaa, manaseo ban gawayo Cheoneun Hye Mi-imnida. Aku temannya Jin Gook Oppa, kami adalah rifal diTenis. Tapi kami saling bekerja sama”

Setelah lama mereka bertiga saling kenal dan sering bersama, akhirnya orang tua Hye Mi dan orang tua Jin Gook juga Taecyeon mengetahui bahwa anak mereka sudah saling bertemu. Mereka sangat senang, tapi skandal Ibu Yoona dan tuan Hyun Joong menjadi sebuah tembok penghalang bagi kedua keluarga itu untuk saling dekat.

Jin Gook diam-diam mengagumi kelebihan Hye Mi yang cukup pandai bermain tenis diam-diam pula ia menyukai Hye Mi. Begitu juga dengan Hye Mi yang juga sangat mengagumi kemampuan Jin Gook dalam bermain tenis bahkan dia sering mengajari Hye Mi tentang tekhnik-tekhnik bermain tenis yang benar. Hye Mi juga seraca diam-diam mempunyai perasaan khusus kepada Jin Gook, hanya saja dia tau bahwa Taecyeon Namdongsaeng juga menyukainya. Dari situlah Hye Mi harus bisa menjaga perasaan dua orang kakak beradik itu.
“Hyung, menurutmu Hye Mi nuna areumdapta tidak?” ucap Taecyeon yang sedikit ingin curhat kepada kakaknya. Jin Gook semakin tau tentang perasaan Namdongsaengnya itu “Kau suka padanya ya?” Taecyeon malu “Hyungku memang pintar, kau tau saja kalau aku sedang jatuh cinta. Hyung, aku ini sebenarnya cheot nune sarange ppajida” Hati Jin Gook kembali terluka “Adikku ini sudah besar ya, sudah tau mana wanita yang cantik. Kenapa kau tidak katakana saja pada Hye Mi nuna?”.”Ah, anieya. Aku takut dia menolakku. Aku kah hubaenya” kata Taecyeon dengan sedikit putus asa. Jin Gook mencoba membujuk adiknya agar mengutarakan perasaannya itu “Kau ini laki-laki payah *memukul kepala Taecyeon. Biar aku saja yang bicara padanya”.Taecyeon melarang ”Hajhima” “Ya sudahlah terserah kau saja”
Keseokan harinya Jin Gook dan Hye Mi pulang sekolah bersama “Hye Mi yeodongsaeng, kau tau tidak?” Tanya Jin Gook pada Hye Mi. Hye MI yang penasaran “Mwo?” Jin Gook mengatakan hal itu dengan wajah yang sedikit melas “Namdongsaeng isseoyo…. Dia suka padamu, dia cemburu kalau kita sedang berlatih tenis bersama dirumah” dengan wajah terkejut, Hye Mi menjawab “Mwo? Keuraeyo? Dangshineun namdongsaeng isseoyo menyukaiku?”.”Iya, hampir setiap malam dia menyebut namamu” jelas Jin Gook pada Hye Mi “Apakah kau juga menyukainya, Hye Mi?” Hye Mi hanya tertawa “Adikmu itu kucu sekali” Dengan ekspresi Hye Mi yang seolah senang mendengar hal itu, Jin Gook mengambil kesimpilan bahwa Hye Mi juga menyukai adiknya, Taecyeon.

Setiap hari bahkan setiap malam, adiknya Taecyeon selalu ingin mendengar cerita tentang Hye Mi. Dia bagaimana disekolah, dia dekat atau tidak dengan anak laki-laki dan sebagainya. Hal itu semakin membuat Jin Gook tertekan dan memang harus menahan rasa cintanya terhadap Hye Mi bahkan harus merelakan Hye Mi untuk adik kesayangannya, Taecyeon. (monolog >> Jin Gook) “Hye Mi, aku tau kau juga tau perasaanku ini, aku tau dari sorot matamu. Hye Mi, aku sudah berusaha untuk mengilangkan perasaanku padamu sejak aku mengenalmu. Sudahlah, aku tidak akan mengejarmu lagi, siapapun yang ada dihatimu aku akan tetap menyukaimu dan aku akan tetap bahagia saat aku bisa  bersama denganmu”

Hati Jin Gook semakin kusut melihat Hye Mi yang seolah semakin dekat dengan Taecyeon, Hye Mi sangat perhatian kepada Taecyeon terlebih saat Taecyeon dirawat diRumah Sakit minggu lalu. Hye Mi menunggu Taechyeon sampai dia sadar, sungguh hal itu sangat membuat Jin Gook semakin mundur.

Sekarang Jin Gook, Hye Mi dan Taecyeon akan segera lulus dari sekolah. “Oppa, akhir-akhir ini kau terlihat tidak bersemangat. Sebntar lagi hasil latihan kita selama ini akan diuji, aku tidak mau bersaing dengan orang yang kurang sportif spertimu. Jaga kesehatanmu Oppa, aku tidak ingin kau sakit seperti Taecyeon” ucap Hye Mi yang seolah sangat peduli terhadap Jin Gook. Datang Taecyeon dari pojok koridor sekolah “Hye Mi nuna!!!” Kemudian Taecyeon memeluk Hye Min didepan Jin Gook “Bogoshippohaeyo nuna, kau kemana sja? Tidak pernah berkunjung kerumah” Hye Mi sedikit risih dengan sikap Taecyeon yang berlebihan itu, kemudian melepaskan pelukannya “Heii Namdongsaeng, kau kenapa? Sikapmu berlebihan sekali.” Blab la bla

Sudah lama ketiga Adeul ini terpenjara dalam kisah yang tak seharusnya tertulis dalam hidup mereka. Hye Mi dimarahi habis-habisan oleh orang tuanya dengan alas an dia terlalu sering berkunjung kerumah keluarga Ibu Yoona. Hye Mi sangat membutuhkan seseorang yang bissa menenangkannya saat itu juga. Hye Mi baru sadar, bahwa Jin Gooklah orang yang benar-benar menyayanginya. Segera dia mengeendarai mobil ayah Hyun Joong dengan sangat cepat, waktu itu hujan sangatlah lebat. Angin, petir dan guyuran air hujan sangat besar tisak seperti biasanya. Jalanan licin, saat Hye Mi sedang mengendarai mobilnya ada pohon tumbang disekitar jalanan yang dikelilingi jurang. Hye Mi lepas control, dan terjadilah kecelakaan dahsyat. Mobil berikut Hye MI tergencet pohon besar dan terseret masuk kejurang yang curam disekitar jalan itu.
“Tokk tokk took, Sillyehamnida….” Suara seorang wanita terdengar sayup diluar rumah. Jin Gook segera membukakan pintu “Hye Mi!” Jin Gook terkejut melihat Hye Minya yang basah kuyup dan kedinginan, Hye Mi langsung memeluk Jin Gook dan membisikkan kata  ketelinga Jin Gook “Jin Gook chagiya oppa, saranghaeyo” Itu kata-kata yang sangat Jin Gook tunggu selama ini sebuah kata yang bisa menyejukkan hati Jin Gook yang tlah lama tandus, tanpa pikir panjang Jin Gook membalas ucapan Hye Mi “Seodayo, Hye Mi chagiya” Mereka berdua terlihat sangat bahagia. Jin  Gook tidak tega melihat Hye Mi kedinginan, dia menyuruhnya mengganti baju dikamarnya.

Wajah Jin Gook yang berseri-seri walaupun tubuhnya basah kuyup, dia tidak peduli. Datanglah Adiknya, Taecyeon yang menangis lalu memeluk kakaknya “Hyung…. Hye Mi nuna, hyung” Jin Gook mendadak punya perasaan aneh “Ada apa adikku? Kenapa kau menyebut nama Hye Mi nuna dan menangis?” Ibu Yoona dan ayah Yong Hwa mucul dari sudut kamar mereka “Jin Gook,Taecyeon kalian harus sabar ya. Barusan Eomma mendapat berita dari keluarga Hyun Joong bahwa Hye Mi mendapat kecelakaan dalam perjalanan saat menuju kesini. Jin Gook yang sama sekali tidak percaya dengan hoax itu, karena Hye Mi sedang mengganti bajunya dikamar Jin Gook “Eomma, Appa, Namdongsaeng… kalian ini bicara apa? Hhahahaa Hye Mi barusan dia denganku, sekarang dia sedang mengganti bajunya dikamarku” Semua orang heran “Keuraeyo? Kau tidak sedang bermimipi?” Taecyeon mengetuk pintu kamar Jin Gook “Nuna… Hye Mi nuna… kau didalam?!” namun sama sekali tak ada jawaban, suasana hening. Kali ini jin Gook mencoba mengetuk pintu “Hye Mi chagiya… kau sudah selesai?” kembali tak ada jawaban. Ayah Yong Hwa membuka pintu kamar Jin Gook, dan sama sekali tak ada tanda-tanda ada orang  masuk. “An,,,an…anieyo andwaeyo andwaeyp!!! Tadi dia masuk Eomma!!! Appa, tadi Hye Mi masuk kekamarku!!!! Taecyeon,ini hanya mimpi buruk kan?? Aku ppasti sedan bermimpi” kata Jin Gook yang tidak percaya “Hyuuuuunggg… tenanglah hyuuung, tenang” Taecyeon mencoba menenangkan kakaknya. Seisi rumah berubah menjadi atmosfer duka, Jin Gook sangat terpukul. Saranghae adalah kata yang Hye Mi ucapakan kepaadanya untuk  yang pertaman dan terakhir kalinya. Kali ini dia baru sadar bahwa Hye Mi memang mencintainya.
-------------------o0o-----------------
MONALISSA

Seorang gadis yang sejak remaja mengalami kebutaan selama 2tahun itu bernama Monalissa.  Selama dia mengalami kesulitan untuk melihat, kekasihnya, Aleandro yang rela menggantikan mata Monalissa yang buta. Aleandro selalu menuntun Monalissa kemanapun dia pergi. Namun sayangnya, Aleandro memanfaatkan kekurangan Monalissa, si gadis cantik itu. Aleandro mempunyai kekasih selain Monalissa. Dia adalah Renata.

Suatu ketika Monalissa yang sedang duduk dibangku taman untuk menikmati udara segar bersama kekasihnya, Aleandro. Tiba-tiba datang Renata seorang diri kearah mereka yang sedang bercengkrama. Renata langsung menampar Aleandro didepan Monalissa “You are immodest boy, Aleandro! Who is She? Tell me, tell me who is She? Is She your grandmother,huh?!” Aleandro hanya terdiam gugup dan memegang pipinya yang merah terkena tamparan keras dari Renata. Monalissa bingung “Bunny, what’s happen? I heared a girl voice” “You was said that you are going to a hospital to transmit your grandmother, but now you are here with the blind girl!” Begitu kata-kata Renata yang membuat Monalissa marah dan tersinggung hingga  lost control. Dia bergegas pergi meninggalkan Aleandro dan Renata ditaman, sedangkan Monalissa pergi sendiri dengan pandangan yang gelap .”Monalissa, where are you going? Monalissa don’t go alone. You can’t see anything” Aleandro hendak meraih tangan Monalissa agar dia tidak pergi, karena Monalissa tidak mungkin bisa melihat tanpa Aleandro sebagai matanya. Namun, Renata menarik erat tangan Aleandro sehingga ia tertahan.

Monalissa pergi membawa tangisan dan hati yang hancur. Dia terus berjalan tanpa peduli bahwa dia memang tak bisa berjalan sendiri tanpa Aleandro disisinya. Tak jauh dari lokasi taman, terdapat jalanan sepi yang disampingnya ada jurang yang cukup curam. Karena Monalissa tidak bisa melihat apapun, diapun jatuh kedalam jurang itu. Dia jatuh kedasar jurang yang dengan penuh batu tajam. Tubuhnya penuh luka, wajahnya sulit untuk dikenali, tulang pergelangan kaki kanannya patah sedangkan tulang kering kaki kirinya retak begitu juga dengan 2tulang rusuknya juga ikut retak. Nadinya sangat lemah, dia tak sadarkan diri dan tak dapat merasakan betapa sakit tubuhnya itu.

Tiba-tiba monalissa merasa melayang dan dia bisa melihat keindahan dunia yang tak terbandingkan. Dia mengenakan gaun putih bersih, dia terlihat sangat cantik dan sempurna saat Monalissa melihat dirinya didalam cermin yang ada disetiap sudut tempat aneh itu yang bagaikan didalam ruangan luas.
“Monalissa, I give you once occasion to life in a world. But, you must be better rather than past” Suara itu terdengar begitu jelas oleh Monalissa, dan ia terus mencari siapakah orang tersebut. Perlahan, tubuh Monalissa, melebur dan ia merasakan sakit diseluruh tubuhnya yang tak terhingga. Jiwa monalissa kembali kebumi, kembali keraga yang terkapar didasar jurang itu.

Seorang malaikat dari langit ketujuh sangat kasihan melihat penderitaan Monalissa. Dia meminta izin kepada Tuhan untuk turun kebumi dan merawat Monalissa hingga dia benar-benar bisa hidup normal dan lebih baik. Tuhan adalah dzat yang maha pemurah, tentu saja Dia mengabulkan permintaan MalaikatNya itu. Kemudian, turunlah Sang Malaikat kebumi untuk Monalissa dengan penuh tanggung jawab dan kasih sayang.

Monalissa yang dalam keadaan koma dan tak sadarkan diri, kemudian digendongnya oleh Sang Malaikat itu dan dibawanya terbang dari dasar jurang menuju sebuah tempat baru milik Sang Malaikat.

Sang Malaikat merawat Monalissa dengan penuh kasih sayang dan  kesabaran. Monalissa masih belum sadarkan diri, namun denyut nadinya mulai normal. Sang Malaikat sangat gembira “Agassi wake up, I want to see your smile” Dia terus  membelai rambut Monalissa, dan kemudian secara perlahan Monalissa membuka matanya “Aleandro, is that you, Bunny?” “Monalissa, I’m happy to see you wising up”. Satu tugasnya sudah terpenuhi dan Dia sangat senang. “Aleandro, where are me? I’m in pain”  Sekarang, Sang malaikat sepertinya harus menyamar sebagai kekasihnya, Aleandro. Dia terus merawat Monalissa tanpa mengeluh.
Malaikat itu, memberikan separuh kekuatannya kepada Monalissa agar Monalissa dapat melihat dan kembali berjalan. “Monalissa, I want to give you a fact about me. But, please don’t be angry to me” “Oh, of corse not, Aleandro. What will you say to me? Please” Sang malaikat menghela nafas, kemudian memberitahukan identitasnya kepada Monalissa “Monalissa, I’m not your boyfriend, Aleandro. But I’m a paradise gatekeeper angel from the heavens. My name is Davichi” Monalissa terkejut mendenngarnya, karena yang selama ini menjaganya bukanlah Aleandro melainkan seorang malaikat bernama Davichi “A a a I don’t understand with your say, that’s impossible for me. If you are an Angel and you came here just for take care of my self” Davichi mencoba meyakinkan Monalissa “Monalissa, are you believe to God?” “Yes, of course I believe that more” “So why didn’t you believe to my statement?” Monalissa tetap tidak mempercayainya “Ok, Davichi up to you”

Davichi tidak kehabisan cara untuk meyakinkan Monalissa bahwa dia adalah seorang Malaikat yang turun kebumi untuk menjaga Monalissa dan membuat hidupnya lebih baik. “In the long run, Monalissa will believe me. I trust it” Dari arah kamar Monalissa, Davichi mendengar suara Monalissa yang memanggil-manggil namanya “Davichi… Davichi… come here please” Davichi cemas, dia takut terjadi sesuatu dengan Monalissa-nya. Segera dia lari kearah kamar Monalissa. “What’s up, Monalissa? Are you ok?” Sesampai didepan pintu kamar yang setengah terbuka, Monalissa melihat kearahnya seolah dapat melihat dirinya. “Davichi come here, hurry up” Monalissa langsung memeluk Davichi “I kept in sight, Davichi… I kept in sight”. Davichi sangat senang mendapat kabar gembira itu, dia menyambut pelukan Monalissa erat.
Semakin lama, penglihatan Monalissa semakin membaik. Dia bisa melihat sekitar dengan jelas, bahkan Davichi sudah membuatnya lupa akan Aleandro. “I’m still not believe with Davichi, is that true or just his joke? That’s impossible if He is an Angel”. Davichi tau semua tentang Monalissa karena dia adalah seorang Malaikat, bahkan yang sedang Monalissa pikirkan sekalipun, Dia  mengetahuinya “Monalissa are you thinking about my self?”  Suara Davichi terdengar begitu jelas ditelinga Monalissa, namun kali ini dia tidak dapat melihat wujud Davichi. “Davichi where are you? I can’t find your self” Monalissa terus mencari sosok Davichi kesudut ruangan. “Monalissa it’s time for you to believe me, that’s I’m an Angel” Monalissa melihat sesosok pemuda tampan dengan busana putih dan sayap yang terkepak dipunggung seseorang yang sekilas memang mirip dengan Davichi “It’s me, the real Davichi” Monalissa terkejut melihat Malaikat Davichi dan sekarang dia mulai percaya bahwa Davichi bukanlah manusia, melainkan Malaikat.

Begitu banyak waktu yang mereka lewati bersama membuat Monalissa jatuh hati pada Davichi, Sang Malaikat. “This feeling similar with my feeling to Aleandro. May be I’m in love with Davichi, an Angel? Oh, no it’s forbidden” Davichi datang kekamar Monalissa hendak melihat keadaan kaki Monalissa “Monalissa how about to day? Do you feel better?” “Emh, o yes I feel better because of your help so far, Davichi” “Ok, now I will give you some of my mass power and you will better more rather than to day. You will be able to walk normaly with your second legg” Telapak tangan Davichi mengeluarkan cahaya yang sangat terang dan kemudian Davichi mengusap kedua kaki Monalissa yang patah.”Monalissa, please satnd up. I’ll keep you beside” Monalissa mencoba untuk berdiri dan berjalan selangkah demi selangkah “Don’t be afraid, Monalissa I’ll always beside of you”. Monalissa sangat senang “Davichi I could walk, I could walk”.

Davichi selalu setia membantu Monalissa. Menuntunnya dan menjaga Monalissa bahkan menciptakan kebahagiaan baru untuk Monalissa, dan yang tepenting tugas Davichi selesai jika Monalissa bisa hidup normal. “Monalissa, we need to talk” “O yes, please” Davichi berat untuk mengatakannya pada Monalissa “ I hope, you will always be happy although without me beside of you. My duty was finished, so I should come back to the heaven as an Angel” Wajah Monalissa berubah, dia sangat terkejut karena itu artinya dia harus merelakan penglihatan yang baru dia dapatkan itu hilang. “A a are you kidding, Davichi?” Davichi tersenyum, perlahan sosok Davichi melenyap dari pandangan Monalissa. Monalissa mencari- cari Davichi. “Davichi, where are you? Don’t let me alone, I’m afraid without you. I need you here because I love you covertly” Monalissa berlari keluar dan menangis, Monalissa berlutut dihalaman rumah yang luas dengan isak tangisnya. Perlahan, penglihatannya mulai tidak jelas dan kembali tak dapat melihat. “Monalissa, I’m sorry I get back my mass power and I’m so sorry you can’t kept in sight without it in your self” Suara Davichi yang terdengar sangat jelas membuat Monalissa semakin sedih, dia tak menyangka begitu singkat dia diperkenalkan dengan Davichi.

Sekarang, Davichi telah kembali kelangit ketujuh. Davichi selalu mengawasi Monalissa dari  kejauhan dan Davichi selalu menjaga Monalissa dari kejauhan. “I’ll keep you from here, Monalissa”

Tubuh Monalissa masih terbaring lemas dengan seperangkat alat bantu pernafasan untuk Monalissa. Tangannya bergerak, dan matanya terbuka secara perlahan. Namun pandangannya tetap masih gelap. “Dad, Aleandro… Where are me?” Ayah Monalissa yang tertidur disamping Putrinya, terbangun dan sangat gembira melihat anak angkat kesayangannya itu sadar dari koma. “Daddy is here, honey. Don’t be afraid, Daddy is always by your side”.

Monalissa yang keadaannya semakin membaik dan sembuh total, kini dipindahkan keRuang Operasi, untuk menjalani operasi kelopak matanya.

Operasi selesai dan berjalan  dengan lancar, kini saatnya Dokter membuka perban yang membungkus bagian mata dikepala Monalissa. “Ok, Monalissa open your eyes slowly and don’t be hurry” Monalissa membuka matanya perlahan, dia melihat cahaya silau dan bayangan orang-orang disekelilingnya namun masih kurang jelas. “Doctor, I find somebody around of me. That’s about four antil five persons” Mereka melambaikan tangannya menyambut Monalissa dengan senyum yang sangat lebar. Monalissa memeluk erat sosok laki-laki berkaca mata yang menggunakan kemeja kotak-kotak biru yang usianya kurang lebih 54tahun.

Ayah Monalissa mengajak Monalissa berkeliling Rumah Sakit menggunakan kursi roda. “Daddy, may I know who is the person who have donored her eyes to me? I’ll give thanks to her” Ayahnya berlutut didepan Putri tercintanya, “He was died, honey. He was a noble man, his name is Davichi”. “No, no, no. You’re lying. It’s Impossible…” Monalissa tidak bisa mempercayai hal itu, kemudian Monalissa menceritakan hal yang dia alami saat orang lain mengira dia koma. Ayahnya hanya tersenyum.
-----------------o0o------------------












AJIK SARANGHAEYO YEONGWONHI, OPPA!

Kim Minyeo adalah seorang gadis yang berasal dari keluarga blasteran Korea-Indonesia. Usianya kini menginjak 15tahun, namun sama sekali belum pernah bertemu dengan Halmeoni-nya diBusan, Korea Selatan. Sesekali Minyeo menanyakan tentang Halmeoni-nya diKorea kepada Eomma dan Appa-nya tapi, mereka selalu saja mengalihkan pembicaraan. Minyeo mempunyai teman sebaya yang sangat dekat dengannya sejak ia diTK namanya adalah No Min Woo, asli keturunan Korea yang sementara pindah keJakarta bersama dengan kedua orang tuanya sejak Min Woo masih berusia 2tahun.

“ Min Woo,kenapa loe mau pindah keJakarta? Korea kan lebih asik dari pada Jakarta “ Tanya Minyeo dengan wajah yang sangat penasaran. Min Woo pun hanya tersenyum saat dia mendengar pertanyaan itu ketika mereka sedang membaca buku bersama diperpustakaan sekolah. Minyeo sedikit kesal karena Min Woo tidak menjawab pertanyaannya “ Kak Min Woo, kenapa sih loe nggak jawab pertanyaan gue?” Min Woo kembali tersenyum dan melanjutkan membaca buku yang dipegang olehnya. “Iiih belagu banget sih loe, bule Korea!” Minyeo menghempaskan buku bacaannya keatas meja lalu meninggalkan Min Woo disana. Kemudian Min Woo meletakkan bukunya dan segera menyusul Minyeo keluar.

“ Minyeo! ”teriak Min Woo ketika dia berjalan menyusul langkah Minyeo dan Minyeo hanya menoleh. “ Minyeo dongsaeng, tungguin gue dong! “ dia kembali berteriak dan mengejar langkah Minyeo. Minyeo berhenti “ Mwo? Ngapain loe kesini? Pacaran aja sono ama buku“ ucap minyeo dengan wajah kesal. “ Loe kenapa sih, jutek banget hari ini? Lagi dapet yah? “ tanya Min Woo dengan sedikit meledek Minyeo. Minyeo duduk ditempat duduk koridor lab. Bahasa yang letaknya bersampingan dengan perpustakaan. Minyeo dengan wajah kesal dan mulutnya manyun “ Abisnya gue kesel ama loe,tiap gue nanyain itu loe pasti nggak pernah ngejawab. Eh, gue nanya lagi loe malah mesem ajah “  Min Woo mengalah“ Ya, ma’ap deh agassi... “ Minyeo masih kesal “ Ma’ap.. ma’ap.. emang loe punya salah apa ke gue? “  Min Woo yang sangat tidak senang melihat Minyeo cemberut kemudian menarik Minyeo membawanya kekantin sekolah “ Ya udah deh, kita ngobrolnya dikanti aja yuk. Gue traktir eskrim deh”

Mereka duduk dikursi pojok ditengah suasana kantin yang cukup ramai dengan menyantap eskrim vanilla kesukaan Minyeo. “ Hei, makannya pelan-pean dong. Kaya yang nggak pernah makan eskrim aja loe “ Minyeo yang masih khusyu’ menyantap eskrimnya mencoba berbicara “ Gue kesel ama loe, makanya gue lampiasin ke eskrim ini ” “Oh, jadi masih kesel nih ama gue? Ya udah deh gue kekelas duluan ya takutnya anak-anak disini takut ngeliat muka loe yang makin jelek “ Ledek Min Woo. “ Iya deh iya gue nggak akan nanyain itu lagi ke loe. Ma’apin gue ya? “ Ucap minyeo dan senyum terpaksa. Min Woo melihat jam tangannya yang sudah menunujukkan waktu masuk kelas “ Buruan ah makannya, kita harus masuk nih”. Mereka pergi meninggalkan kantin dan kemudian masuk keruang kelas mereka.

Malamnya, diruang tengah saat Eomma Minyeo sedang merangkai bunga dan duduk bersama anak semata wayangnya, Eomma Minyeo kembali mendengar pertanyaan Minyeo “ Eomma, Halmeoni diKorea apa nggak kangen sama aku ma? Kok Halmeoni nggak pernah dateng kesini buat ketemu aku, Eomma sama Appa? “ Eomma-nya masih tetap konsentrasi dengan pekerjaannya “ Kenapa sih kamu nanyain Halmeoni terus, sayang? Kalo Halmeoni emang kangen sama kamu juga dari dulu udah sering kesini “ Minyeo kecewa dengan jawaban Eomma-nya “ Eomma.. kenapa gitu sih jawabnya? Nggak mungkin Halmeoni nggak kangen sama seonnyeo-nya “ dan pekerjaan Eomma-nya merangkai bunga sudah selesai “ Nah, selesai. Pewh.. ya sudah,liburan nanti kita keKorea mengunjungi Halmeoni “ Minyeo yang sangat senag mendengarnya, kemudian langsung  memeluk Eomma-nya “ Ah, jinja? Gomapseumnida sarannghaneun Eomma “

Sore hari Minyeo dan Min Woo bermain basket bersama ditaman dekat rumah mereka. Ketika sedang bermain dilapang Minyeo menceritakan kabar gembiranya yang pada liburan sekolah nanti akan mengunjungi Halmeoni-nya diDaegu, Korea Selatan. “ Wah, bener loe mau kesana? Jangan-jangan Eomma loe boong. Dia bilang gitu Cuma buat bikin loe seneng aja, biar loe nggak terus-terusan nanyain Halmeoni “ ucap Min Woo yang seolah tidak percaya . Minyeo kembali terpancing ledekan Min Woo “ Loe nggak suka yah ngeliat gue seneng mau ketemu Halmeoni diDaegu?! “ Minyeo membantingkan  bola basketnya kelantai lapangan dan bola itu melambung tinggi dan saat bola itu jatuh kebawah ternyata mengenai kepala Min Woo dengan cukup keras. Min Woo berteriak, kemudian dia terjatuh dan tak sadarkan diri.

Minyeo sangat cemas, dia takut terjadi sesuatu dengan Min Woo karena bola yang ia lemparkan mengenai kepala Min Woo cukup keras. “ Min Woo... loe nggak kenapa napa kan? Bangun Min Woo! Bangun...! ayo banguunn! Jangan bikin gue khawatir dong “ Min Woo yang tak sadarkan diri dipangkuan Minyeo tak sedikitpun bergerak. Minyeo yang sangat  takut, tanpa sadar meneteskan air mata dan air matanya itu menetes diwajah Min Woo. Min Woo tidak bisa menahan tawanya, dia tertawa dan membuka matanya “ Eh, cewe aneh! ngapain loe? Loe mewek? “ Minyeo kembali kesal dibuatnya. “ Euugghh dasr loe tuh, bikin gue khawatir aja tau nggak?!! Nyebelin loe! “  Dia mengangkat kepala Min Woo yang semula ada dipangkuannya dan kemudian menghempaskannya ke lantai lapangan, lalu dia pergi berlari. Sementara itu, Min Woo kali ini benar-benar jatuh pingsan.

Eomma-Minyeo baru saja mendapatkan telepon dari keluarga Min Woo bahwa Min Woo mendapatkan kecelakaan saat bermain basket bersama Minyeo. Sekarang Min Woo sedang beristirahat dirumah. Minyeo yang baru saja sampai dirumah, langsung mendapatkan teguran dari Eomma-nya “ Kim Minyeo! Dari mana saja kamu? “ Minyeo menjawab teguran Eomma-nya dengan senyum yang lebar “ Abis main basket Eomma, kan tadi sebelum pergi, aku udah minta izin sama Eomma mau pergi sama Min Woo “ “ Barusan Eomma dapet telfon dari kelurga Min Woo, katanya kepala Min Woo kebentur waktu main basket sama kamu dan dia pingsan. Sekarang dia harus istirahat beberapa hari “ Minyeo seolah tak percaya, karena tadi tidak terjadi apa-apa dengan Min Woo. Dia hanya pura-pura pingsan saja “ Eomma, tadi dia nggak kenapa-napa kok. Dia Cuma pura-pura pingsan aja Eomma “ Eomma mulai marah “ Udah, sekarang kamu mandi terus langsung kerumah Min Woo jenguk dia. Kamu ini, anak cewe tapi bandelnya nggak ketulungan “ “ Iya deh Eomma” Minyeo bergegas kekamarnya untuk mengambil anduk dan mandi, dan ditengah langkahnya dia menggerutu “ Heeuughhh dasar Min Woo, manja banget sih! Gitu aja pake ngadu. Padahal kan tadi dia malah ketawa-ketawa waktu aku nangisin dia. Nyebelin banget sih tu anak, awass  yah gue pukul lagi entar kepalanya”

Dirumah Min Woo, dia sedang berbaring dikamarnya, sedangkan keluarganya sedang duduk-duduk diruang kelurga saat Minyeo datang kesana sendirian. Eomma-Min Woo menyambut kedatangan Minyeo “ Eh, Minyeo sama siapa kesini? “ “Sendiri aja, ahjuma. Oh ya, Min Woo gimana keadaannya Ahjuma? “ ucap Minyeo dengan ekspresi wajah yang datar tanpa khawatir dengan Min Woo. “ Masuk aja kekamarnya, dia lagi tiduran tuh. Min Woo itu anaknya manja banget, jadi kalo sakit sedikit pengennya istirahat. Udah sana, kamu masuk “. Minyeo  langsung masuk kekamar Min Woo yang ada dipojok ruangan itu.

Dia membuka pintu kamar dan melihat kepala Min Woo yang dibalut dengan perban. Dia langsung menghampiri Min Woo dan duduk disampingnya. “ Eh, loe ngapain pake acting gitu segala? Tadi kan loe nggak kenapa-napa? Pake ngadu segala lagi keEomma gue “ “ Eh, ini tu beneran tau.  Tadi waktu kena bola emang gue agak pusing. Nah waktu loe pergi, kepala gue kebentur. Gue juga sempet pingsan, loenya aja yang langsung kabur, jadi loe nggak tau gue terlantar dilapang basket sendirian. Untung gue masih inget jalan, jadi gue langsung pulang “. Minyeo memukul kepala Minwoo dengan sedikit pelan “ Loe tu yah, bikin gue khawatir ajah “ Min Woo memegang kepalanya dan sedikit kesakitan “ Au! Sakit tau. Nggak usah kenceng-kenceng napa mukulnya. Udah tau gue lagi sakit gini, bukannya dimanja-manjain eh malah loe bantai “. Mereka berdua mengobrol layaknya te,man dekat seperti biasanya dan bergurau tanpa mengingat bahwa Min Woo memanmg butuh sedikit istirahat.

Liburan sekolah tinggal beberapa minggu lagi. Minyeotampaknya sudah tidak sabar menungu waktu liburan datang dan segera bertemu Halmeoni-nya diDaegu. Hari-harinya dia lalui bersama dengan Min Woo seperti hari-hari biasanya. Basket, belajar bersama, dan pergi keperpustakaan bersama untuk membaca buku, karena keduanya memang suka membaca buku ilmu pengetahuan. Selain itu, keduanya juga terlihat sangat dekat, hingga orang-oeang disekeliling mereka mengira bahwa mereka adalah pasangan kekasih. Mereka berdua juga selain pintar dan duduk sebangku, Minyeo dan Min Woo adalah siswa penting dalam ekskul basket. Min Woo sebagai kapten Basket, sedangkan Minyeo sebagai kapten cheers.

Dirumah Minyeo, ada Min Woo datang untuk belajar bersama. “ Woo-ppa, nanti  kalo gue udah nggak dijakarta lagi loe nggak usah kangen atau ngerasa kehilangan gue yah. Gue pasti balik lagi kok, lagian juga disana Cuma selama liburan doang. Jadi, loe nggak usah ngerasa kesepian “ rayu Minyeo pada Min Woo. Min Woo yangsedang serius menelaah pelajaran Kimia itu mendadak diam, dan segera dia meraih kedua tangan Minyeo yang ada didekat buku-bukunya “ Minyeo-ku, aku ingin kau tetap disisiku. Aku pasti akan sangat kesepian jika kau pergi jauh dari sisiku “ sepertinya gaya lebay Min Woo mulai menghampirinya lagi. “ Hei hei heii, muka loe aja udah lebay jadi loe nggak usah ngomong lebay gitu. Udah ketauan kalo omongan loe tu pasti lebai setiap saat dan setiap waktu kapan pun bahkan dimanapun “ cetus Minyeo dan melepaskan genggaman tangan Min Woo. Mereka memang selalu seperti itu, selalu ada tawa dan canda disaat serius sekalipun.

Dan Minyeo akhirnya sampai diIncheon Airport bersama kedua orang tuanya. Mereka langsung menuju rumah Halmeoni diDaegu. Sesampainya disana, ternyata rumah Halmeoni sudah dijual. Mereka menanyakan tentang keberadaan Halmeoni kepada orang-orang sekitar, namun ternyata Halmeoni sudah 5tahun yang lalu meninggal karena gas beracun. “Halmeoniiii......!!! andwaeyo!! “ teriak Minyeo histeris yang seolah tak percaya dengan kepergian Halmeoni-nya itu. Appa dan Eomma-nya juga mengalirkan air mata dan tak percaya.

“ Minyeo, anak Appa... kita tinggal disini dulu untuk lima tahun kedepan. Appa harus menyelesaikan pekerjaan dan tugas Appa disini “ ucap Appa-nya kepada Minyeo. Eommanya menyarankan Minyeo untuk memberi tahu berita ini kepada keluarga Min Woo. “ Yeobbosseo, Woo-ppa ini gue Minyeo “ Min Woomenjawab telefon dari Minyeo “ Ne, yeobbosseo Minyeo. Ada apa? Loe udah diKorea?” tanya Min Woo. Minyeo menceritakan semuanya dan Min Woo juga ikut merasa sedih. Keluarga Min Woo yyang mengetahui hal tersebut langsung mempunyai rencana untuk kembali tinggal diKorea, tepatnya diPaju, Geonggi. Namun hal ini tidak diketahui oleh Min Woo.

Tiga hari kemudian, mereka berkemas dan mengajak Min Woo pergi. “ Min Woo cepat ganti bajumu, nak. Kita akan segera pergi untuk beberapa lama “ “ Kemana Eomma? Aku hahrus nunggu sampe keluarga Minyeo pulang “ Min Woo menolak untuk pergi karena dia ingin menunggu kepulagan Minyeo dari korea walau lima tahun lamanya. Appa-nya melihat jam yang menunjukkan waktu keberangkatan pesawat tinggal satu jam lagi “ Ayo Min Woo, sudah tidak ada waktu lagi. Nanti kau bisa menghubungi Minyeo lewat telfon “ Akhirnya mereka berangkat keKorea.

Sesampainya diIncheon, Min Woo terkejut melihat suasana asing yang memang itu bukan diIndonesia “ Eomma, ini Korea bukan? “ Kedua orang tuanya hanya tersenyum dan langsung melanjutkan perjalanan mereka menuju Paju.
Mereka berdua pindah sekolah disekolah yang berbeda, namun mereka masih tetap saling menghubungi satu sama lain. Hingga akhirnya mereka masuk ke SMA yang sama. Pagi-pagi, Min Woo berlari cepat mengejar waktu masuk sekolah yang sebentar lagi gerbang masuk akan ditutup. Dari kejauha terlihat seorang gadis yang juga berlari kearah gerbang sekolah. Ternyata dia adalah Minyeo. Mereka saling beradu pandang da terkejut karena bisa bertemu kembali diKorea bahkan disekolah yang sama. “ Set, deul, hana! “ Teriak guru piket penjaga gerbang sekolah dan kemudian gerbang ditutup oleh siswa petugas keamanan sekolah. Minyeo dan Min Woo bergegas masuk melewati pintu rahasia dan mereka berhasil masuk kekelas.

Handphone Minyeo bergetar tanda pesan masuk, ia melihat layar dan tertera nama Min Woo yang mengirimkan pesan itu. “ Minyeo, gue tunggu didepan kelas yah. Kita pulang sama-sama. Aku sudah beri tahu Cegen abeoji supaya tidak menjemputmu karena kita akan pulang bersama “ Minyeo tersenyum.

Ditengah perjalanan pulang, didalam mobil Min Woo bersama Appa-nya Min Woo. “ Minyeo, bagaimana kabar orang tuamu? Mereka baik-baik saja? “ Minyeo yang duduk dibelakang bersama Min Woo menjawab “ Ne, mereka sehat “ “ Kau terlihat gugup, Minyeo ” Min Woo meledek. Appa Min Woo yang sedang menyetir mobil tersenyum. “ Baiklah, karena sudah lama kalian tidak bertemu, kalian mau pergi kemana? “ “ Ah, Appabagaimana kalau kita kekedai vanilla eskrim. Minnyeo sangat menyukai eskrim vanilla. Kau mau, Minyeo? “ Minyeo hanya tersenyum dan menganggukkan kepala “ Emh “

Waktu terus berjalan, tanpa sepengetahuan Minyeo, ternyata Min Woo adalah seorang member Boy Band Namja Chingu, salah satu Boy Band terkenal dikorea yang berada dibawah naungan Shin Management. Management tersebut adalah saingan dari Park Mangement yanga telah berhasil menyulap Boy Band 5 men, idola Minyeo menjadi Boy  Band nomer satu diKorea yang berhasil menggelar konser keliling dunia.

Malam hari, diruang tengah saat Eomma, Appa dan Minyeo sedang bercengkrama sambil menonton acara Music Bank diSBS channel TV korea. Eommanya yang terkejut melihat penampilan seorang anak laki-laki muda, yang usianya sebaya dengan putrinya, Minyeo “ Omo! Nampyeon-ah, kau lihat itu? Anak laki-laki itu (menunjukkan jari telunjuknya kearah televisi, tepatnya pada anak laki-laki slah satu member Namja Chingu) bukankah dia itu No Min Woo, teman Ttal kita? “ Minyeo dan Appanya membelalakkan mata mereka untuk melihat lebih jelas anak laki-laki yang ada diacara music itu.  Minyeo yang terkejut dan seolah tak percaya “ Ahh... keuraeyo, Eomma? Tapi, Min Woo tidak pernah cerita apapun tentang karier barunya sebagai public figure “ “ Iya, benar yobbo. Itu memang No Min Woo “ Lanjut Appa-nya. Eomma-nya menegaskan “ Aahh, Minyeo chagiya coba kau lihat baik-baik. (memperhatikan sosok Min Woo yang ada dilayar kaca, dan menunjuk je arah Min Woo) Itu lihat, gaya bicarnya dan caranya berjalan. Itu No Min Woo , tidak salah lagi “

Saat jam istirahat dikantin Sekolah, Minyeo melamunkan hal semalam. Dia masih belum percaya dan yakin kalau yang semalam tampil itu, adalah No Min Woo dari Namja Chingu, Boy Band saingan 5 men idolanya. Kemudian datang No Min Woo, mengejutkannya dari arah belakang dengan menutup matanya “ Chagiya,kau sedang melamunkan aku? “ Minyeo merasa terganggu dengan kedatangan orang yang menutup matanya yang ternyata adalah Min Woo. Dia mencoba membuka matanya yang ditutup oleh tangan MinWoo “ Ya! Ini sangat tidak lucu. Tolong lepaskan tanganmu “ Min Woo melepaskannya dan kemudian dia duduk dikursi didepan Minyeo “ Kenapa kau sendirian disini? Sedang menunggu seseorang? “ tanya Min Woo. Minyeo menjawab dengan gugup “ A a ahhh tidak, aku hanya bosan saja diperpustakaan dan ruang kelas. Iya, bosan “ Min Woo semakin merasa aneh dengan sikap Minyeo yang semakin bertambah aneh dan gugup jika bersamanya. Minyeo buru-buru pergi dan beranjak dari kursi “ I have to go “ Min Woo menatap Minyeo yang pergi begitu saja dengan tatapan penuh tanya.

Minyeo menulis statusnya diaccount twitternya: Kenapa dia memanggilku chagiya? Selama ini Eomma-nya membuka pintu kamar Minyeo dan menyuruhnya agar cepat tidur karena besok pagi adalah hari minggu dan itu adalah waktu mereka untuk membereskan rumah bersama-sama. Sesaat sebelum Minyeo beranjak tidur, jeonhwa miliknya berdering tanda masuk telepon. Disana tertera nama No Min Woo. Dia menjawab telepon “ Anyeonghi jumusseo, yeobbosseo Min Woo “ “Kau sudah mau tidur, Minyeo?” suara Minyeo semakin pelan karena dia takut dimarahi Eomma jika dia masih belum tidur “ Ne, Eomma sudah menyuruhku untuk tidur “ “Arasseo, besok bisakah kau temui aku ditaman dekat sekolah. Aku ingin mengajakmu kesuatu tempat “ Minyeo tidak yakin kali ini bisa pergi dengannya “a a...” dan tuutt ttuuuuutt,telefonnya putus. Minyeo langsung mengetik sebuah pesan singkat untuk Min Woo: aku tidak bisa memastikan bisa menemuimu besok, aku harus membantu Eomma membereskan rumah. Dua menit kemudian, Minyeo mendapatkan balasan: jam berapapun, aku akan menunggumu. Sampai jumap besok.

Sesamapainya diJejju-do, Min Woo mengutarakan perasaannya kepada Minyeo bahwa dia menyukai Minyeo sejak dia bertemu Minyeo diKorea. “ Minyeo-ah, jhoahae. Maukah kau menjadi Yeoja chinguku? “ Minyeo tidak dapat berkata apa-apa, dia memeluk Min Woo. Mereka menjadi pasangan kekasih, berita tentang hubungan mereka tersebar diinternet dan infotainment bahkan disurat kabar. Min Wo,o setelah dia diketahui oleh mangement-nya  bahwa mempunyai pacar, kemudian dikeluarkan dari group Namja Chingu.

“ Minyeo! Minyeo...! bangun chagiya, cepat mandi dan bantu Eomma “ Suara Eomma membangunkan Minyeo dari mimpinya yang aneh saat itu. Dia masih lesu dan masih terbawa suasana mimpi. Dia keluar kamar dengan wajah yang masih kucel dan dalam keadaan masih belum mandi. “ Minyeo, kau ini seorang gadis kenapa masih belum mandi? “ tanya Eomma yang saat itu sedang memulai pekerjaannya dengan membersihkan meja makan dan mencuci piring bekas sarapan. Minyeo hanya menggaruk kepala dan sedekali menguap “ Eomma, aku mimpi aneh tadi. Itu adalah mimpi teraneh dalam hidupku “ Dia menceritakannnya, Eommanya hanya tersenyum. “ Sudah sana, kau mandi dulu. Lalu setelah itu sarapan dan bantu Eomma “ “ Ne, Eomma “

: Minyeo-ahh, kau sudah selesai? Pesan singakat itu dikirim oleh Min Woo, beberapa saat setelah Minyeo dan Eomma-nya baru saja selesai membereskan rumah. “ Eomma, boleh aku pergi sekarang? Min Woo ingin mengajakku kesuatu tempat “ dan Eomma mengizinkan putrinya untuk pergi “ Tentu saja, pergilah. Dan hati-ahti yah. Oh ya dandan lah, kau harus terlihat sedikit lebih cantik “ saran Eomma-nya. “ Eomma, kami pergi bukan untuk berkencan. Tapi hnaya sekedar jalan-jalan saja “. : Aku akan segera sampai, tunggu aku Min Woo. Pesan singkat itu, dia kirimkan untuk Min Woo yang sudah berada ditaman. Minyeo berpamitan kepada Eomma dengan kecupan manis dipipi Eommanya “ Eomma, aku pergi. Tunggu Appa pulang ya Eomma “ Eomma-nya melambaikan tangan “ Annyeonghi gyesseo, jaljinasseo ‘

Min Woo yang sedang duduk dikursi taman sendiri dan dikelilingi lumayan banyak pengunjung disana, terpesona dengan penampilan Minyeo yang begitu cantik dengan gaun merahnya. “ Min Woo, kau sudah lama menungguku? “Min Woo yang masih terpesona “ Emm, I don’t think so, you likes so beautiful to day rather than before “ Minyeo sebelumnya belum pernah mendnegar kalimat pujian seperti itu dari mulut Min Woo, dia memegang kening Min Woo untuk memeriksa suhu tubuhnya “ Kau sakit, Min Woo? “ dengan refleks Min Woo menjawab “ Ahh, tidak aku baik-baik saja. Memangnya kenapa? “Minyeo mencoba untuk berbicara ditengah tertawanya akan sikap Min Woo “ Tidak biasanya kau berkata seperti itu, aneh sekali “. “Sudahlah, ayo kita pergi “ Minyeo hanya menganggukkan kepalanya “Emh” Min Woo memberikannya sebotol minuman jus srawberry kesukaan Minyeo “Kau pasti haus “ “kau baik sekali, gomawo “ Minyeo menerima jus itu dan kemudian meminumya.

Minyeo terkejut saat dia sampai diJejju, hal itu sama seperti yang ada didalam mimpinya semalam. “ Minyeo? Kau terpesona dengan keindahan tempat ini? “ tanya Min Woo dan lagi-lagi sikap aneh Minyeo muncul dia mulai kaku dan tidak menjawab pertanyaan Min Woo “ Minyeo, kau baik-baik saja? “ tanya Min Woo lagi. Minyeo yang masih dalam keadaan tercengang “ Apakah ini nyata, Min Woo? “ “ mulon, wae? “ dengan terbata-bata, Minyeo mulai bercerita tentang mimpinya semalam kepada Min Woo. “ Jadi, maukah kau? “ Minyeo menghadapkan pandangannya kearah Min Woo dan menatap matanya dalam. Dia melihat ada ketulusan dan kasih sayang didalam mata Min Woo. Min Woo meraih kedua tangan Minyeo dan mencoba meyakinkan Min Woo akan perasaannya kepada Minyeo. “ beri aku waktu untuk memutuskannya “

Diperjalanan pulang, Minyeo hanya diam dan memeikirkan tentang hal tersebut. Berita mengenai dia dan Min Woo pasti sedah menyebar diberbagai media mengingat Korea memiliki koneksi internet yang cukup cepat. Dia harus siap dimusuhi oleh member fandom, karena dia didapati berkencan dengan anggota Namja Chingu. Selain itu, dia juga memikirkan karier Min Woo dimanagement itu, dia bisa dikeluarkan dari Namja Chingu karena Park Management mempunyai salah satu aturan kontrak untuk tidak meperbolehkan salah satu entertainernya mempunyai pacar sebelum mereka menyelesaikan wajib militer dan menyelesaikan 3album.

Minyeo benar-benar bingung memikirkan hal ini. Disatu sisi, dia juga membutuhkan Min Woo untuk tetap disampingnya dan menjaganya, namun disisi lain juga dia harus mempertahankan status sosialnya. Jeonghwa-nya mulai dibanjiri pesan-pesan singkat berisi teror dan telefon teror yang intinya mereka tidak suka dengan kedekatan Minyeo dan Min Woo. Minyeo menceritakan hal ini kepada Eomma-nya, “ Eomma dulu pernah menngalami hal yang sama. Dan Eomma memilih untuk diam. Tapi, hati kami selalu memanggil kami untuk bersama. Dan akhirnya, public menyetujui. Ya, walaupun awalnya dihujam oleh teror atau sebagainya. Tapi, Eomma tetap kuat karena Namja chingu Eomma selalu ada disamping Eomma dan menguatkan Eomma “ “ Jadi Eomma, haruskah kami bersatu? “ Eomma membelai rambut Minyeo yang sedang dipangkuannya “ Percayalah pada hati kalian, karena hati tidak dapat dibohongi dan tidak bisa berbohong “ Minyeo bangun dari pangkuan ibunya dengan pipi yang dibasahi air mata “ Eomma tau, kau sangat mencintainya. Sekarang, basuh mukamu dan tidurlah, ini sudah malam “ “ Ne, Eomma. Haruskah aku menelpon Min Woo? “ Eomma hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum.

Siang hari ditempat latihan, Min Woo mendapat sambutan yang tidak menyenangkan dari member lain “ Ya, Min Woo hebat sekali kau bisa mengajak pacarmu keJejju. Kau bahkan lupa jadwal latihan “ Ucap Kim Dong Hyun, sang leader dengan wajah yang tidakmengenakkan. Jo Young Min membela Min Woo “ Apakah kalian tidak bisa membiarkan orang lain memenuhi haknya? apakah kita hidup hanya untuk Namja Chingu dan hanya hidup didalam lingkup Park Management saja? “ Hyun Seong mencoba meredakan pertengkaran kecil itu “ Keumanhae! Kalian berisik sekali. Kalian datang kesini utnuk latihan atau untuk bertengkar? Ayo cepat kita mulai latihan, jangan buang-buang waktu “. Mereka semua beranjak dan segera membentuk formasi dengan blocking yang sudah ditentukan.

Hari-hari berjalan dengan suasana sosial yang sama seperti itu. Pagi-pagi, sebelum berangkat kesekolah Min Woo mendapatkan E-mail dari Minyeo: Aku ingin bertemu denganmu untuk mebicarakan sesutu yang pernah kita bicarakan diJejju. Aku tunggu sepulang sekolah diperpustakaan sekolah agar tidak ada wartawan atau fansmu yang melihat kita. Wajahnya terlihat sangat gembira setelah mebaca E-mail dari Minyeo. Inilah jawaban Min Woo dari penantiannya sealam ini. “ Eomma, pulang sekolah nanti aku akan sedikit telat. Aku ada janji dengan Minyeo “ ucap Min Woo saat dia menggendong tas sekolahnya dan segera pergi bersama dengan Appa. Appa-nya meberi dukungan dan motivasi “ Ayo kejar cintamu, nak. Appa juga dulu sepertimu, walau harus menunggu lama akhirnya Appa bisa mendapatkan Eomma-mu “ Eomma-nya tersenyum malu “ Kalian, hati-hati ya dijalan “ Mereka saling melambaikan tangan didepan rumah.

Dimejanya, Min Woo mendapatkan satu kiriman surat berdarah yang ditujukan untuknya dari seorang oknum fans yang tidak setuju dan tidak suka dengan kedekatan Min Woo dengan Minyeo. :hei kau anak bawang! Kau tidak usah dekat-dekat lagi dengan Minyeo jika kau tidak ingin kariermu hancur dan sebelum para fansmu meninggalkan Namja Chingu. Atau kau akan berakhir seperti gelandangan yang tidak memiliki appaun! Ingat itu!. Teman sebangkunya bertanya “ Apa itu? Teror lagi? Sudahlah, sebaiknya kau mneyerah saja sebelum publik menghancurkan imagemu sebagai idola mereka “ No Min Woo tampak kesal dengan ucapan temannya itu “ Diam kau! “.

“ Dalam melakukan service bola, kalian harus melakukannya dengan benar dan power yang cukup agar bola yang kalian pukul bisa melewati net. Nah, caranya seperti ini...” Park Dong Joo seosaengnim, guru olahraga disekolahmenjelaskan kemudian mempraktekkan sebuah service dalam permainan bola voli.” Min Woo1 awas... menyingkirlah dari sana! “ Ucap Park Dong Joo. No Min Woo ynag kebetulan berada didekatnet, wajahnya terkena bola karena pada saat itu dia sedang melamuun. Dia jatuh pingsan dan hidungnya berdarah.

Diruang kesehatan sekolah, Min Woo masih belum sadar sejak 10menit yang lalu. “ Min Woo, sadarlah. Ini aku, Minyeo... Kim Minyeo. Aku mohon buka matamu “ Kim Minyeo yang duduk didekat tempat tidur Min Woo mencoba untuk menyadarkan MinWoo. Dia terlihat cemas melihat Min Woo yang masih belum sadar. Dia terus menggenggam tangan kiri Min Woo dan meletakkannya dipipi kanan Minyeo dan membelai lembut rambut Min Woo yang pirang agak ikal. Minyeo terus memanggil nama Min Woo, berharap Min Woo segera sadar. Hingga dia meneteskan air mata dan menangis memeluk erat Min Woo yang masih terbaring disana. Tangan Min Woo bergerak lemah, matanya perlahan terbuka. “ Minyeo “ suara Min Woo terdengar pelan dan sangat lemah saat menyebut nama Minyeo. Minyeo melihat kearah Min Woo dan segera menghapus air matanya “ Ne, Min Woo. Aku disini “ “ Saranghae “.

Mereka kembali kekelas untuk melanjutkan prlajaran sekolah yang belum selesai setelah Min Woo sadar. Jam pelajaran hampir habis, Minyeo mengirimkan sebuah pesan kepada Min Woo: Aku sudah ada diperpustakaan, kalau kau sudah keluar kelas cepatlah kesini. Min Woo yang seolah tidak peduli dengan pelajaran sekolah, dia langsung keluar menemui Minyeo dengan alasan ingin pergi ketoilet “ SeosaengNim, aku ingin kekamar kecil “ “Ne, chusseo “.

No Min Woo datang menemui Kim Minyeo dibangku pojok dekat rak buku diperpustakaan tanpa menggendong tasnya.   Hi  Minyeo heran, kenapa Min Woo begitu cepat dan kali ini dia tidak membawa tas. Padahal jam terakhir sudah selesai. “ Min Woo, mana tasmu? “ Min Woo duduk disamping Minyeo, mereka berdua tidak sadar bahwa diluar ada wartawan yang sedang meliput mereka berdua.  No Min Woo mendekat dan dia mencium bibir mungil Kim Minyeo dengan lembut. Mereka hanyut.
Malam hari, Eommanya Min Woo sedang menonton sebuah acara Infotainment untuk memastikan bahwa image anaknya tidak terkait skandal lagi. Namun kali ini, dia terkejut melihat liputan tentang putranya bersama dengan Minyeo. :Artis terkenal, No Min Wooslah satu anggota Namja Chingu didapati sedang bersama pacarnya disebuah perpustakaan sekolah. Sepertinya mereka berdua adalah pasangan yang belum lama....Eomma teriak histeris  “ Aigoo, Yobbo! “ Nampyeon-nya datang dari arah ruang baca ke arah Anae-nya diruang tengah “ Wae? “ “ Lihat itu, itu No Min Woo dan Kim Minyeo. Mereka berdua disekolah “ Nampyeon-nya membela No Min Woo adeul-nya “ Biarkan saja, mereka kan memang sudah kita jodohkan sejak dulu “ Anae-nya menyangkal “ Ne, matta. Tapi, bagaimana dengan karier Min Woo diPark Entertainment? ” Appa-nya Min Woo tetap membela putranya “ Park itu terlalu menekan para artisnya untuk mematuhi semua peraturan. Aku rasa, putraku tidak salah jika dia sesekali melanggarnya “ Eomma-nya sedikit curiga “ Pasti terjadi sesutau, lihat yobbo ada luka dikepala Min Woo “

Mereka membawa Min Woo kedokter spesialis, ternyata Min Woo mendapat diagnosis lupa ingatan ringan yang dalam waktu dekat bisa sembuh.Sementara Minyeo, dia sedang diBully oleh teman-teman fandom 5 men. “ Siapa itu No Min Woo? Kau mengenalnya? “ ucap seorang dari fans 5 men didalam auditorium pementasan drama, dengan wajah yang marah. Minyeo bingung, bagaimana dia menjelaskannya kepada mereka, sedangkan jawaban yang mereka inginkan adalah TIDAK dan MENJAUHI MIN WOO SELAMANYA. Sementara Minyeo tidak bisa jika tanpa Min Woo bersamanya. Dia seolah berada dalam kandang buaya yang siap memangsany hidup-hidup. Minyeo memejamkan matanya dan menghela nafas panjang “ Aku sama sekali tidak mengenalnya. Dan berita itu hanya hoax saja “ air matanya menetes, dia terpaksa mengatakannya demi menyelamatkan karier No Min Woo diPark. “ Baiklah Minyeo, kau memang fans 5men yang setia “ Mereka semua meninggalkan Minyeo sendiri disana. Mereka tidak melihat air mata Minyeo yang terbakar saat dia mengucapkan kalimat itu.

Min Woo selalu berusaha menghubungi Minyeo dan sering datang kerumahnya, namun Minyeo tidak mau menemui Min Woo demi memegang kata-katanya. Minyeo sering terlihat murung dan dia terlihat sangat pucat karena memeikirkan hal itu dan sering tidur larut malam. Dia hanya duduk didepan Televisi dan sesekali menangis setiap melihat video klip milik group Namja Chingu diputar. Kandang dia ingat masa lalu saat masih diJakarta bersama Min Woo-nya. Saat dia belum terikat kontrak, saat mereka masih belum mengenal cinta.

Satu bulan kemudian, ingatan Min Woo kembali. Dia datang ke Park Management dan memutuskan untuk mundur dari Namja Chingu. Dia ingin kem,mbali menjadi Min Woo yang selalu ada disamping Minyeo. Teman-temannya dari Park dan terutama Namja Chingu, sangat sedih mendengar keputusan Min Woo. Tapi, mereka juga bangga kepada Min Woo karena dia sudah menjadi seorang laki-laki yang bisa mengambil jalan hidupnya. Teman-teman dari Namja Chingu, tetap menganggap Min Woo sebagai icon dari mereka. Bagi Para Namja, Min Woo tetaplah Namja Chingu walau tanpa label Park.

Min Woo bersama keluarganya datang kerumah keluarga Minyeo, untuk membicarakan pertunangan Min Woo dan Minyeo. Mengingat anak mereka sudah dewasa. Minyeo sangat bahagia bisa bersama lagi dengan Min Woo. Dan public masih meliput mereka meski Min Woo sudah berhenti dari dunia Entertainment.
-----------------o0o-----------------




AUTOBIOGRAFY

Aku mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris semester5 angkatan 2009 disalah satu universitas swasta diTasikmalaya, Jawa Barat. Aku juga aktif dibela diri Taekwondo asal korea selatan sejak masuk kuliah.
Mulai saat itu juga, aku  mengenal hal-hal yang berbau Korea dan kemudian aku tertarik untuk mempelajari Bahasa dan Budayanya.
Tahun 2003, aku lulus SD yang kemudian masuk sekolah lanjutan negeri dibawah naungan departemen Agama dan lulus tahun 2006.Tahun 2009 aku lulus sekolah SMA negeri, dengan nilai Bahasa Inggris hasil UAN yang sangat standar.
Aku sangat menyukai Bahasa dan Sastra. Keduanya sangat berkaitan, oleh karena itu aku suka sekali menulis. Entah itu cerpen, puisi, atau Novelet.
Bahasa asing adalah bahasa yang menarik untuk dipelajari.Terutama bahasa Korea, yang menurut banyak ahli bahasa, bahasa Korea adalah abahsa ynag konsisten dan mudah dimengerti karena huruf vokalnya yang mudah dibedakan.